Perihal meminta maaf.
Ternyata banyak
orang yang mengalami kesulitan dalam hal meminta maaf.
Dulu, gue salah
satunya.
Dulu, gue ga tau
seberapa pentingnya meminta maaf.
Dulu, gue ga
pernah salah.
Mungkin hal-hal
kecil berdampak besar selalu dimulai dari rumah. Ketika gue kecil dan tumbuh di
dalam rumah, mungkin perselisihan saat pagi akan selesai dengan sendirinya
ketika malam tanpa ada kata maaf. Ngga ada kata-kata dengan intensitas
perdamaian terucap keluar dari mulut pihak manapun. It just passed by like a
dust. We continued living as well. Tapi apakah dengan begitu lupa akan
membantu? Ingat, lupa tidak menyembuhkan luka.
Sekarang, gue
sedang bertumbuh di luar rumah. Dalam tiga tahun ini tiga orang teman baik yang
dengan senang hati berbagi ilmu perihal meminta maaf. Mengucap kata maaf menjadi
kunci dari segala masalah.
Hidup kita dan
hidup mereka memiliki nilai yang sama, sama-sama begitu berharga. Hidup kita
bukan tentang bagaimana menjadi lebih baik dari mereka, tapi hidup kita tentang
bagaimana memaknai arti masing-masing jiwa.
Lebih dari itu,
bukan sekedar argumentasi
siapa yang menang dan yang kalah.
Bukan hanya itu,
tentang masalah ego
siapa yang menang dan yang kalah.
Meminta maaf butuh
luapan tangis yang dipendam.
Meminta maaf
butuh amarah yang sudah padam.
Pintalah maaf
meskipun tangismu harus pecah.
Pintalah maaf
meskipun egomu harus berdarah.
Comments
Post a Comment