Posts

Showing posts from October, 2021

Dalam 100 Hari Sebelum 2022 - Bagian 4

Image
Pandemi ini menjebak saya dalam fase revertigo . Iya, revertigo , revertigo  yang ada di How I Met Your Mother itu, lho.  Revertigo membawa kembali sosok dirimu di masa tertentu ketika kamu bertemu dengan seseorang dari masa lalu. Dalam kasus saya seseorang itu adalah rumah. Pandemi ini membawa saya kembali ke dalam rumah, hidup dan menghidupi rumah setelah sekian lamanya hanya raga saja yang bolak-balik hadir di rumah. Kali ini pandemi membawa kembali jiwa yang selalu melanglang buana untuk pulang. Pandemi memberikan bahkan mungkin merampas waktu saya untuk selalu ada di rumah. Dari mulai merasa terpaksa hingga akhirnya merasa terbiasa. Dengan jiwa dan raga yang menyatu di dalam rumah, saya jadi betul-betul hadir. Saya jadi benar-benar melihat, mendengar, dan merasa apa yang terjadi di sekeliling saya. Memori-memori sepuluh tahun yang lalu berputar kembali di dalam kepala. Bahkan tidak hanya berputar, tapi juga diperagakan kembali tanpa sadar.

Dalam 100 Hari Sebelum 2022 - Bagian 3

Kamu pernah ingin membenamkan headset dalam-dalam ke telingamu? Kamu tinggikan volume musik yang kamu dengarkan?  Saya senang. Saya senang ketika suara dari headset mengaburkan semua suara kacau balau yang ada di dalam kepala. Saya ingin mendengar keras-keras sampai percakapan yang ada di dalam kepala benar-benar hilang.

Dalam 100 Hari Sebelum 2022 - Bagian 3: Peran & Kehadiran

Kita pasti memiliki perannya masing-masing dalam menjalani kehidupan. Kadang, peran-peran itu berlipat ganda, multi-peran, dan kita yang pilih sendiri.

Dalam 100 Hari Sebelum 2022 - Bagian 2

Image
  It's a circle .

Dalam 100 Hari Sebelum 2022 - Bagian 1

 Apakah menyerah adalah sebenar-benarnya arti kalah?  Ataukah menyerah hanyalah hasil dari gumpalan pasrah? Kalau memang harus babak belur karena terus melangkah, bukankah memutar arah juga akan berdarah? Meskipun tangisnya selalu pecah, jangan sampai semangatnya menjadi patah. Meskipun hatinya selalu resah, jangan sampai keyakinannya menjadi goyah. Lelah bukanlah pertanda untuk menyerah, lelah adalah tanda kita menolak untuk kalah.