Posts

Showing posts from 2018

Dimulai dari Akhir

Dimulai dari akhir. Pertama kali gue denger frasa itu saat Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) OSIS saat SMA. Sepotong kalimat yang dibawakan oleh sang motivator ( I guess ) as a trigger question for us, “ ada yang ngerti dengan maksud “ dimulai dari akhir ” ”? Gue memutar otak dengan keras untuk menemukan jawabannya, tapi otak gue belom nyampe saat itu. Beberapa waktu kemarin, saat gue sedang bersepeda sore memutari komplek, gue teringat kembali dengan kata-kata itu. Dimulai ketika gue mengelilingi beberapa rumah dan mendengar suara radio yang didengarkan oleh sepasang orang tua yang sudah cukup tua. Yang nampaknya mereka hanya tinggal berdua, entah anaknya sedang pergi bekerja, sudah berkeluarga, atau memang, ya hanya tinggal berdua saja. Dada gue seperti dihentak, kepala gue dipenuhi pertanyaan, “ Apa nanti gue tua bakal kayak gitu ya? Tinggal berdua sama suami, rumah sepi ditinggal anak ” dan pertanyaan selanjutnya yang lebih menyedihkan muncul, “ atau jangan-jang

Menghargai dan Mengasihi

Apresiasi dan afeksi. Kayaknya kita sering lupa kalo apresiasi dan afeksi itu menjadi salah satu elemen penting dalam hidup. Bagaimana kita menghargai kehadiran orang lain di hidup kita, gimana kita mengasihi orang lain, orang yang selalu berada di dekat kita. Bahkan mungkin mengasihi makhluk hidup lain. Iya, kucing kampung yang keliaran di kampus, semut yang tiba-tiba nongol di rak gula, atau tumbuhan jalar yang udah tinggi nutupin tembok rumah. They are all need appreciation and affection. It's our obligation to make them feel appreciated and affected. Susah rupanya untuk menghargai dan mengasihi orang lain, ya? Mungkin lupa bilang makasih ke temen yang udah minjemin lo jaket pas lagi main semalem? Mungkin lupa natap mata mas-mas yang nganterin semangkok bakso ke meja lo sambil bilang "makasih mas"? Atau mungkin lupa bilang permisi ke office boy yang lagi ngepel lantai kampus lo supaya tu lantai kinclong dan ngga ngotorin sepatu lo yang mahal? Ya mungkin

April, 2018.

Hello, readers. It’s me, again. On Monday morning, raining, and a cup of matcha latte. It’s been quiet long time since the last time I turn my life into words. Seperti yang sudah-sudah, hidup memang selalu membingungkan. Full of surprises. The good ones and the great ones. Manis, renyah, pahit, asin, pedas, apapun rasanya, nikmatilah. Kita nggak tau akan sampe kapan kita bisa menikmatinya. Saya belajar banyak hal selama ini. Selama saya tetap menghidupkan hidup saya. Dan teman-teman, kalian juga harus menikmatinya, hidupkan hidup kalian. You guys really need a stop and realizing how blessed we are. I really do suggest you to do so. Banyak hal yang sudah dialami banyak orang. Salah satunya, saya. Menghidupkan hidup, dengan banyak cara, dan berakhir dengan banyak hasil pula. Mesmerizing. Kalau saya boleh berbagi, saya ingin bercerita bagaimana ternyata hidup dengan kemurnian hidup itu sendiri sangatlah menyenangkan, dan lagi, memukau. Bagaimana kita menggunakan te

Semoga udah deket.

Kita ngga pernah tau apa yang udah dilaluin sama seseorang. Meskipun mungkin kita sama-sama mengalaminya, pasti yang dirasain dan dipikirin bebrbuah beda. Kalo situ pernah kepikiran untuk udahan hidup, sama, sini juga. But we are still alive somehow. Capek rasanya ketika kita harus ngalamin hal itu berulang-ulang, ngga ada udahannya. Ngga tau mesti sampe kapan harus ngejalanin hal kayak gitu. Ngga tau nih kapan abisnya ni sesi. Capek rasanya ketika lo capek ngejalanin itu dan orang di sekitar lo malah menyalahkan lo atas apa yang terjadi. Padahal, lo diem napas doang tu hal juga bakal tetep terjadi. Emang udah dari sananya aja. Kayak emang lo tuh dilahirin buat ngerasain itu. Gue ngga tau apakah orang lain juga berpikiran hal yang sama mengenai hal-hal kayak gini. Tapi yang pasti gue tau adalah semua orang bakal sakit kalo dia lagi pengen didenger, lagi hanya ingin mencurahkan isi hatinya yang udah cuapek banget, eh malah di judge . Gue ngga tau pintu keluarnya ada di mana

Netizen Zaman Old

How Much I Miss Blogging. Umm.... gue bingung gimana mulainya. Awkay, let's start it. Iya, gue kangen. Gue kangen blog walking banget. That much. If I can draw you how much, I would. Segitunya, I guess. Jaman udah berganti, gue sudah tumbuh, umur mulai menginjak this 2.0 step. Geez. Hal-hal yang dulu bisa kita nikmatin, udah ngga bisa lagi kita nikmatin and vice versa. Sekarang kita menikmati banyak hal yang dulu ngga bisa kita nikmatin. Gue kangen ketika ngeblog itu bersifat daily or weekly, just like what you do now with your instastory or your vlog. Gue kangen ketika orang yang gue tonton hidupnya tuh ya Raditya Dika lewat blognya circa 2008-2009. Gue kangen ketika gue sotoy-sotoy baca novel, sok serius menanggapi 'cita-cita', sotoy-sotoy beropini di blog ini dan sok memberikan nasihat (yang alhamdulillah diakui oleh para pembaca yang sebenernya ya temen-temen sekolah gue). Era ketika gue mainan facebook lewat opera mini, chatting via msn, mengakses blo