Hampir Dua Tahun di Bandung
Bandung, 20
Mei 2017.
Sudah
hampir dua tahun gue merantau dan kuliah di kota orang, mulai belajar hidup
sendiri. B a n y a k hal yang gue pelajari selama hampir dua tahun ini. Gimana
caranya jadi diri lo sendiri, gimana caranya menambah kenalan, nambah temen,
dan memilih orang-orang tertentu yang pantas untuk berada di hidup lo.
Ngerantau
buat gue menjadi terasa berat akhir-akhir ini. Setahun pertama, gue ngejalanin
dunia perkuliahan ini dengan sangat menyenangkan. Ya kuliahnya lah, ya
pergaulannya lah, ya kehidupan gue sebagai anak rantau lah. It’s been fine
until……………………… sampai gatau kapan. Perlahan agak mulai berubah. Perlahan
terjadi pergolakan. Baik di akademik gue yang pelan-pelan ancur, mulai tau mana
yang temen mana yang demen (eh, HAHA), terus juga kebutuhan gue akan kehadiran
orang tua yang tiba-tiba menjadi sangat adiktif, dan lain-lain.
Secara
garis besar kalo mau gue simpulin, yaa ngga bisa nyalahin apa-apa juga. Toh gue
seperti ini sekarang ya karena gue. Gue yang memilih untuk tidur daripada
kuliah sampe akhirnya absen gue jebol, gue yang memilih untuk main daripada
ngerjain tugas sampe akhirnya tugas gue terbengkalai, gue yang memilih untuk
keeping my social media updated rather than study for tomorrow’s exam, etc.
Belum lagi hal-hal non-academic-thingy seperti gue yang memilih untuk ikut
organisasi ini itu, memilih untuk gabung ke kepanitiaan ini itu yang
mengakibatkan gue kelelahan baik fisik maupun mental sampe akhirnya
mengorbankan academic-thingy. Tapi setidaknya dari non-academic-thingy itu sih
gue bertemu dan mendapatkan orang-orang yang either worth to keep in my life or
being a living lesson learned :-).
Btw, gue
bersyukur sih Tuhan menempatkan gue di kota Bandung untuk berkuliah. Dari
lokasinya yang ngga begitu jauh dari Bekasi sehingga gue bisa pulang kapan aja,
udaranya yang sejuk, penduduknya yang b e n e r a n ramah sama pendatang,
arsitektur kotanya yang indah, dan banyak tempat escape yang akhirnya jadi
tempat favorite gue.
Di Bandung
ini gue belajar gimana rasanya dicintai dan dibenci. I had tasted it. Gue
bener-bener belajar hidup sih di fase kuliah ini. Di akhir masa remaja yang
sebentar lagi akan memasuki dewasa, gue jadi bener-bener tau mana orang-orang
yang boleh kenal, boleh deket, mana yang hanya boleh dijadikan sebagai kenalan,
mana yang hanya boleh dijadikan temen bukan sahabat, atau pelajaran bahwa
se-suka-suka-nya lo sama orang tapi kalo dia ga baik, jangan dipaksa. Ga baik
untuk kesehatan mental lo :-).
Dari
kesulitan-kesulitan yang gue jalani sendirian selama di kota rantau ini,
ujung-ujungnya selalu membawa gue kembali kepada bokap dan nyokap gue. Mereka
yang siap sedia jam berapa pun gue gangguin. Mereka yang ikutan sedih kalo gue
sedih, mereka yang belum tentu ikutan bahagia kalo gue bahagia, karena gue
sadar kebahagiaan yang gue alami di Bandung ini banyak yang fana-nya
HEHEHEHEHEHE. Anyway temen-temen, percayalah bahwa your parents know everything
so well about you. Gue jadi menyesal atas percakapan-percakapan bandel gue saat
jaman sekolah dulu dengan mereka. Pernyataan yang mengatakan bahwa nyokap gue
sok tau, atau pernyataan membangkang gue terhadap bokap, dll. Men, they knew
it. Especially your mom. She knows everything. Gue bener-bener ngga ngerti lagi
sih, it’s such a miracle being a parent. Parenting hood is such a huge thing in
my life. Semua orang pasti jadi anak,
tapi ngga semua orang bisa jadi orang tua. I heard it somewhere. And I
totally agreed. Gue sungguh sangat amat bersyukur sih punya orang tua yang
seperti kedua orang tua gue. They deserve heaven both on earth and the after
life.
Gatau nih
tulisan gue mengarah ke topik apa. Intinya ya itu, kehidupan perkuliahan gue
brings me to some massive changing in my life. Gue bener-bener b e l a j a r
untuk menjadi orang baik, terlepas dari semua kekurangan dan kesalahan gue
terhadap sesama manusia atau bahkan diri gue sendiri. Gue mendapatkan
sahabat-sahabat baru yang tanpa maereka, kehidupan perkuliahan gue sudah sangat
terseret-seret, men. Gue mendapatkan sosok kakak perempuan yang selalu siap
membimbing dan mengarahkan gue. Gue mendapatkan temen seangkatan tapi udah gue
anggap sebagai abang sendiri. Gue mendapatkan pelajaran tentang bagaimana
caranya mencintai orang dengan tulus, memaafkan walau orang tersebut ngga minta
maaf, tau rasanya being cheated on lol, tau rasanya dibuang, disia-siakan, dan
jadi tau juga bahwa atas segala kesalahan atau kejahatan yang orang lain
lakukan kepada lo, doesn’t mean it allowed you to being cruel, it means that
you have to be m u c h m u c h more kind and nice, for the sake of yourself,
not them. Begitu guysssssss HEHEHEHEHEHE. Ah, satu hal lagi. Masa lalu ngga
bisa diubah, ngga bisa dilupain, lo harus nerima kenyataan and keep moving on.
Basi sih, tapi itu beneran. Lo bener-bener harus i k h l a s dengan keadaan
yang ada. Percayalah, untuk kebaikan diri lo sendiri kok :-).
Untuk
temen-temen yang butuh ‘penyembuhan’, berdoa lah kepada Dia Yang Maha
Mendengar. Dia udah tau semuanya, tapi Dia sangat baik karena akan tetap
mendengarkan curhatan lo. Dan asal lo tau, hanya kepada Dia lah curhatan lo itu
akan membuahkan jalan keluar. Percaya aja sama Dia. Cuma Dia satu-satunya
tempat lo mencari jalan keluar atas segala masalah yang sedang lo hadapi
sekarang. Serahkanlah hidup lo kepada Yang Maha Hidup.
Comments
Post a Comment