Kalau...
"Kalau-kalau aku pergi, mungkin tak akan kembali. Kalau-kalau aku menyapa, mungkin tidak dengan perasaan yang sama."
- Syafira Azharia, 30 Mei 2016.
Nggak kayak dulu lagi memang, tapi bukan berarti nggak bahagia, 'kan? Kalau misalnya terus-terusan kayak gitu, mau sampai kapan? Bukan rasa lelah atau bosan yang menjadi alasan, tapi lebih karena kehadiran dan perjuangan yang diutamakan. Kalau misalnya ada perubahan secuil saja dari sikap-sikap yang kemarin, mungkin ada alasan untuk mertahanin. Tapi toh, cuma satu pihak yang bekerja. Tapi toh, cuma satu pihak yang berharap. Bahkan ternyata, bagaimana kalau selama ini cuma satu pihak yang merasa? Bukan bertepuk sebelah tangan lagi namanya. Memang hanya diri ini saja yang bodoh dalam menafsirkan semuanya.
Kalau ternyata pihak lain juga merasa, silakan saja mencoba. Tapi maaf, di sisi lain sudah tidak ingin membuka kesempatan untuk kedua kalinya. Sudah banyak kesempatan yang terlewatkan. Sudah banyak cobaan yang dilalui sendirian. Lalu kalau misalnya memang ingin diwujudkan, ya maaf-maaf saja, mungkin diri ini sudah bahagia dengan kehadiran yang lain.
Maaf kalau selama ini sudah banyak salah menafsirkan sisi-sisi baik yang diberikan. Maaf kalau misalnya diri ini mengusik kisah klasik persahabatan yang dibungkus dengan kekeluargaan. Kalau nanti bertemu lagi, mungkin bahagia yang dirasa sedikit berbeda, karena rasa yang ada sudah tak lagi sama.
Comments
Post a Comment