Mungkin.
Well, hi world.
Udah lama banget rasanya nggak nulis. Gue terlalu sibuk untuk jalanin hidup gue. Dan emang udah seharusnya kayak gitu.
Gue baru aja masuk ke next step dalam hidup gue, masuk SMA. Agak gimanaaaaa gitu rasanya. Gue harus ninggalin SMP yang ternyata lebih berat daripada pas gue ninggalin SD. Gue kira nggak bakal seberat itu. Rasanya kayak masih ada yang narik dari belakang. Gue menatap ke depan. Disinilah sekarang gue beridiri. Sendiri, memulai semuanya dari awal.
Lingkungan baru selalu membuat otak gue berputar bagaimana caranya untuk bertahan hidup. Dan gue akuin, cara yang gue ambil itu agak sedikit... yaa... jadul lah yah. Mungkin mainstream untuk beberapa tahun yang lalu. Tapi agak kasian untuk hari gini. Ain't that pathetic kok, tenang aja.
Gue baru sadar ternyata untuk *bersosialisasi (*baca: bertahan hidup) di lingkungan kayak gini tuh membutuhkan hal-hal yang absurd. Absurd yang gue maksud adalah hal-hal yang lagi ngetrend, in, atau untuk beberapa kaum disebut gaul. Hal-hal tersebut gue bilang absurd karena beberapa diantaranya ada yang nggak make sense buat dijadiin trend. Mungkin guenya yang aneh atau lingkungannya yang aneh. Hal-hal kayak gitu hal yang "Okay, gue udah tau. Bahkan dari lama. So? Sekarang elo malah baru 'jadiin' buat gaya?" heheheh jangan tersdinggung atau gimana yaaaa...
Seakan-akan gue nggak ngerti dan dianggep doesn't exist. I mean seriously you fckin just knew it? Minjem kiasan dari nyokap gue tuh "baru melek mata".
Entah emang gue don't give a fark atau mungkin gue sendiri.....well, ngiri. Punya hidup yang normal, tapi tidak senormal mereka. Gue menjalankan apa yang gue suka. Gue sangat tenggelam dalam keberadaan soul yang gue miliki. Gue sangat senang, enjoy banget. Kadang sampe lupa diri. Tapi kadang gue berpikir sangat keras, malaikat mana yang membimbing gue untuk mengambil langkah secepat ini sehingga gue kurang tertarik sama hal-hal aneh bin ajaib yang anak-anak seumur gue lakukan. Kenapa waktu itu gue sangat berani untuk memilih seperti sekarang? Kenapa gue nggak bisa jalanin aja kayak mereka? Kenapa gue selalu mikir abcdefgh tanpa memikirkan senang-senang yang sedang mereka jalanin? Apa gue terlalu sibuk merancang hidup gue selagi mereka main gerombolan di luar sana? Tell me that I'm over act.
Entah emang gue don't give a fark atau mungkin gue sendiri.....well, ngiri. Punya hidup yang normal, tapi tidak senormal mereka. Gue menjalankan apa yang gue suka. Gue sangat tenggelam dalam keberadaan soul yang gue miliki. Gue sangat senang, enjoy banget. Kadang sampe lupa diri. Tapi kadang gue berpikir sangat keras, malaikat mana yang membimbing gue untuk mengambil langkah secepat ini sehingga gue kurang tertarik sama hal-hal aneh bin ajaib yang anak-anak seumur gue lakukan. Kenapa waktu itu gue sangat berani untuk memilih seperti sekarang? Kenapa gue nggak bisa jalanin aja kayak mereka? Kenapa gue selalu mikir abcdefgh tanpa memikirkan senang-senang yang sedang mereka jalanin? Apa gue terlalu sibuk merancang hidup gue selagi mereka main gerombolan di luar sana? Tell me that I'm over act.
Baru 3 minggu ketemu banyak orang aja udah ngebuat gue belajar banyak. Even in twitter hahahahah...
Anyway, gue seperti belom siap menerima semua ini meanwhile gue sambil step forward. Ngerti nggak? Seakan-akan gue sambil berjalan tapi dikendalikan oleh waktu. Sedang nyawanya entah kemana.
Gue yang selama ini selalu tampak sangat siap untuk menggenggam masa depan tiba-tiba masih pengen dimanja sama masa lalu. Gue masih mau semua itu. Masih mau kenyamanan bersama mereka yang selalu nemenin gue dalam keadaan apa pun. Mungkin cuma kangen, mungkin.
xx - ☮ut
Comments
Post a Comment